KEBUTUHAN DASAR IBU SELAMA PERSALINAN
KEBUTUHAN
DASAR IBU SELAMA PERSALINAN
1. Dukungan
fisik dan psikologis
Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan maka akan muncul perasaan takut, khawatir, ataupun cemas terutama
pada ibu primipara.Perasaan takut dapat meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi
tegang dan ibu menjadi cepat lelah yang pada akhirnya akan menghambat
proses persalinan.
Bidan adalah orang yang diharapkan ibu sebagai pendamping persalinan yang dapat diandalkan serta mampu memeberikan dukungan, bimbingan dan
pertolongan persalinan. Asuhan yang sifatnya
mendukung selama persalinan merupakan suatu standar pelayanan kebidanan. Asuhan yang mendukung berarti bersifat aktif dan ikut serta dalam
kegiatan yang sedang berlangsung. Jika seorang bidan sedang sibuk, maka ia harus memastikan bahwa ada seorang pendukung
yang hadir dan memantu wanita yang sedang dalam persalinan.
Dukungan dapat diberikan oleh orang-orang terdekat pasien (suami, keluarga,
teman, perawat, bidan maupun dokter). Pendamping persalinan hendaknya orang yang sudah terlibat sejak dalam kelas-kelas
antenatal. Mereka dapat membuat laporan tentang kemajuan ibu dan secara terus
menerus memonitor kemajuan persalinan.
Bidan harus mampu memberikan perasaan kehadiran:
b. Membuat
kontak fisik : mencuci muka pasien, menggosok punggung dan memegang tangan
pasien dll.
1) Asuhan
fisik dan psikologis
2) Kehadiran
seorang pendamping secara terus menerus
3) Pengurangan
rasa sakit
4) Penerimaaan
atas sikap dan perilakunya
Hasil penelitian (RCT) telah memperlihatkan efektifnya dukungan fisik,
emosional dan psikologie selama persalinan dan kelahiran. Dalam Cochrane Database, suatu kajian ulang sistematik
dari 14 percobaan-percobaan yang melibatkan 5000 wanita memperlihatkan bahwa
kehadiran seorang pendamping secara terus menerus selama persalinan dan kelahiran akan menghasilkan:
Ø Kelahiran
dengan tindakan (forceps, vacuum maupun seksio sesaria) menjadi berkurang
Ø APGAR
Score <7 lebih sedikit- Hasil kelahiran bertambah baik
Ø Bersifat
sayang ibu.
Ø Kepuasan
ibu yang semakin besar dalam pengalaman melahirkan mereka.
Metode mengurangi rasa sakit
yang diberikan secara terus menerus dalam bentuk dukungan mempunyai
keuntungan-keuntungan:
- Sederhana
- Efektif
- Biayanya murah
- Resikonya rendah
- Membantu kemajuan persalinan
- Sederhana
- Efektif
- Biayanya murah
- Resikonya rendah
- Membantu kemajuan persalinan
2. Kebutuhan
Makanan Dan Cairan
Makanan padat tidak boleh diberikan selama persalinan aktif, oleh karena makan padat lebih lama tinggal dalam lambung dari
pada makanan cair, sehingga proses pencernaan lebih lambat selama persalinan. Bila ada pemberian obat , dapat juga merangsang terjadinya mual/muntah
yang dapat mengakibatkan terjadinya aspiraasi ke dalam paru-paru, untuk mencegah
dehidrasi, pasien dapat diberikan banyak minum segar(ju buah, sup) selama
proses persalinan, namuun bila mual/muntah dpt diberikan cairan IV(RL)
3. Kebutuhan
Eliminasi
Kandung kencing harus dikosongkan setiap 2 jam selama proses persalinan. Bila pasien tidak dapat berkemih sendiri dapat dilakukan keterisasi oleh
karena kandung kencing yang penuh akan menghambat penurunan baian
terbawah janin, selain itu juga akan mengingkatkan rasa tidak nyaman yang tidak
dikenali pasien karena bersama dengan munculnya kontraksi uterus
Rektum yang penuh akan mengganggu penur tandaunan bagian terbawah janin,
namun bila pasien mengatkan ingin BAB, bidan harus memastikan kemungkinan adanya tanda dan gejala masuk pada kala
II. Bila diperlukan sesuai indikasi dapat dilakukan lavement
4. Posisioning
Dan Aktifitas
Persalinan dan kelahiran merupakan suatu peristiwa yang normal, tanpa disadari
dan mau tidak mau harus berlangsung. Untuk membantu ibu agar tetap tenang dan
rileks sedapat mungkin bidan tidak boleh memaksakan pemilihan posisi yang diinginkan oleh ibu
dalam persalinannya. Sebaliknya, peranan bidan adalah untuk mendukung ibu dalam pemilihan posisi apapun yang
dipilihnya, menyarankan alternatif-alternatif hanya apabila tindakan ibu tidak
efektif atau membahayakan bagi dirinya sendiri atau bagi bayinya. Bila ada
anggota keluarga yang hadir untuk melayani sebagai pendamping ibu, maka bidan bisa menawarkan dukungan pada orang yang mendukung ibu tersebut.
Bidan memebritahu ibu bahwa ia tidak perlu terlentang terus menerus dalam
masa persalinanya. Jika ibu sudah semakin putus asa dan merasa tidak nyaman, bidan bisa mengambil tindakan-tindakan yang positif untuk merubah kebiasaan
atau merubah setting tempat yang sudah ditentukan (seperti misalnya menyarankan
agar ibu berdiri atau berjalan-jalan). Bidan harus memberikan suasana yang nyaman dan tidak menunjukkan ekspresi
yang terburu-buru, sambil memberikan kepastian yang menyenangkan serta pujian
lainnya.
Saat bidan memberikan dukungan fisik dan emosional dalam persalinan, atau membantu keluarga untuk memberikan dukungan persalinan., bidan tersebut harus melakukan semuanya itu dengan cara yang bersifat sayang ibu meliputi:
Saat bidan memberikan dukungan fisik dan emosional dalam persalinan, atau membantu keluarga untuk memberikan dukungan persalinan., bidan tersebut harus melakukan semuanya itu dengan cara yang bersifat sayang ibu meliputi:
1) Aman, sesuai evidence based, dan memberi
sumbangan pada keselamatan jiwa ibu.
2) Memungkinkan ibu merasa nyaman, aman, secara
emosional serta merasa didukung dan didengarkan.
3) Menghormati praktek-praktek budaya, keyakinan
agama, dan ibu/keluarganya sebagai pengambil keputusan
4) Menggunakan cara pengobatan yang sederhana
sebelum memakai teknologi canggih.
5) Memastikan
bahwa informasi yang diberikan adekuat serta dapat dipahami ibu.
Posisi Untuk Persalinan
Posisi Untuk Persalinan
Posisi Alasan / Rasionalisasi
a. Duduk
atau setengah duduk - Lebih mudah bagi bidan untuk membimbing kelahiran kepala bayi dan mengamati / mensupport
perineum.
b. Posisi
merangkak - Baik untuk persalinan dengan punggung yang sakit
- Membantu bayi melakukan rotasi
- Peregangan minimal pada perineum
Berjongkok atau berdiri - Membantu penurunan kepala bayi
- Memperbesar ukuran panggul: menambah 28% ruang outletnya
- Memperbesar dorongan untuk meneran (bisa memberi kontribusi pada laserasi perineum)
Berbaring miring ke kiri - Memberi rasa santai bagi ibu yang letih
- Memberi oksigenasi yang baik bagi bayi
- Membantu mencegah terjadinya laserasi
Mengapa tidak boleh bersalin dalam posisi terlentang / lithotomi?
- Dapat menyebabkan Sindrome supine hypotensi karena tekanan pada vena kava inferior oleh kavum uteri, yang mengakibatkan ibu pingsan dan hilangnya oksigen bagi bayi.
- Dapat menambah rasa sakit
- Bisa memperlama proses persalinan
- Lebih sulit bagi ibu untuk melakukan pernafasan
- Membuat buang air lebih sulit
- Membatasi pergerakan ibu
- Bisa membuat ibu merasa tidak berdaya
- Bisa membuat proses meneran menjadi lebih sulit
- Bisa menambah kemungkinan terjadinya laserasi pada perineum
- Bisa menimbulkan kerusakan syaraf pada kaki dan punggung.
- Membantu bayi melakukan rotasi
- Peregangan minimal pada perineum
Berjongkok atau berdiri - Membantu penurunan kepala bayi
- Memperbesar ukuran panggul: menambah 28% ruang outletnya
- Memperbesar dorongan untuk meneran (bisa memberi kontribusi pada laserasi perineum)
Berbaring miring ke kiri - Memberi rasa santai bagi ibu yang letih
- Memberi oksigenasi yang baik bagi bayi
- Membantu mencegah terjadinya laserasi
Mengapa tidak boleh bersalin dalam posisi terlentang / lithotomi?
- Dapat menyebabkan Sindrome supine hypotensi karena tekanan pada vena kava inferior oleh kavum uteri, yang mengakibatkan ibu pingsan dan hilangnya oksigen bagi bayi.
- Dapat menambah rasa sakit
- Bisa memperlama proses persalinan
- Lebih sulit bagi ibu untuk melakukan pernafasan
- Membuat buang air lebih sulit
- Membatasi pergerakan ibu
- Bisa membuat ibu merasa tidak berdaya
- Bisa membuat proses meneran menjadi lebih sulit
- Bisa menambah kemungkinan terjadinya laserasi pada perineum
- Bisa menimbulkan kerusakan syaraf pada kaki dan punggung.
5. Pengurangan
Rasa Nyeri
Penny Simpkin menjelaskan
cara-cara untuk mengurangi rasa sakit ini ialah :
a. Mengurangi sakit di sumbernya
b. Memberikan rangsangan
alternatif yang kuat
c. Mengurangi reaksi mental yang
negatif, emosional, dan reaksi fisik ibu terhadap rasa sakit.
Pendekatan-pendekatan untuk mengurangi rasa sakit, menurut Varney’s Midwifery:
- Adanya sesorang yang dapat mendukung dalam persalinan
- Pengaturan posisi
- Relaksasi dan latihan pernafasan
- Istirahat dan privasi
- Penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan
- Asuhan diri
- Sentuhan dan masase
- Counterpressure untuk mengurangi tegangan pada ligament sacroiliaka
- Pijatan ganda pada pinggul
- Penekanan pada lutut
- Kompres hangat dan kompres dingin
- Berendam
- Pengeluaran suara
- Visualisasi dan pemusatan perhatian
- Musik.
Pendekatan-pendekatan untuk mengurangi rasa sakit, menurut Varney’s Midwifery:
- Adanya sesorang yang dapat mendukung dalam persalinan
- Pengaturan posisi
- Relaksasi dan latihan pernafasan
- Istirahat dan privasi
- Penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan
- Asuhan diri
- Sentuhan dan masase
- Counterpressure untuk mengurangi tegangan pada ligament sacroiliaka
- Pijatan ganda pada pinggul
- Penekanan pada lutut
- Kompres hangat dan kompres dingin
- Berendam
- Pengeluaran suara
- Visualisasi dan pemusatan perhatian
- Musik.
1. Kebutuhan fisiologis
a. Oksigen.
b. Makan dan minum.
c. Istirahat
selama tidak ada his.
d. Kebersihan badan terutama genetalia.
e. Buang air kecil dan buang air besar.
g. Penjahitan perineum bila perlu.
2. Kebutuhan rasa aman
c. Posisi tidur yang dikehendaki ibu.
d. Pendampingan oleh keluarga.
f. Intervensi yang diperlukan.
3. Kebutuhan dicintai dan mencintai
a. Pendampingan oleh suami/keluarga.
b. Kontak fisik (memberi sentuhan ringan)
c. Masase
untuk mengurangi rasa sakit.
d. Berbicara
dengan suara yang lembut dan sopan.
4. Kebutuhan harga diri
a. Merawat
bayi sendiri dan menetekinya.
c. Pelayanan
yang bersifat empati dan simpati.
d. Informasi
bila akan melakukan tindakan.
e. Memberikan
pujian pada ibu terhadap tindakan positif yang ibu lakukan.
5. Kebutuhan aktualisasi diri
a. Memilih
tempat dan penolong sesuai keinginan.
c. Bounding
and attachment
Sumber:
1. Ari Sulistyawati dan Esti
nugrah heni, 2010 Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Bersalin ,Salemba Medika.
2. Rohani , Reni saswita,
dkk,Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan, 2011. Salemba Medika
3. Http ;/Jurnal Bidan diah /Blog
spot.com / 2012/07.Kebutuhan dasar selama Persalinan.
Komentar