STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NASO GASTRIC TUBE
STANDAR
OPERASIONAL PROSEDUR
NASO GASTRIC TUBE
Prodi Kebidanan
|
NASO GASTRIC TUBE
|
||
No Dokumen :
.............................
|
No Revisi :
...............................
|
Halaman :
...................................
|
|
Standar
Operasional
Prosedur
|
NASO GASTRIC TUBE
Tanggal
terbit
20 Oktober 2017
|
Di
susun oleh :
(Dara Himalaya, S. ST., M. Keb)
|
Ditetapkan
Ka Prodi D3 Kebidanan
(Dara Himalaya, S. ST., M. Keb)
|
Pengertian
|
NGT adalah singkatan dari nasogastric tube atau sering juga disebut nasogastrik. Yaitu istilah yang merujuk pada
pemasangan suatu selang yang dimasukkan melalui hidung sampai ke
lambung. Ini sering digunakan untuk memberikan nutrisi dan
obat-obatan kepada pasien yang tidak mampu menelan makanan. Atau tidak mampu
menelan cairan dan obat-obatan dengan cara biasa atau secara oral. Disamping
itu, NGT juga digunakan untuk mengeluarkan isi lambung.
|
||
Indikasi
|
Indikasi pasien yang di pasang NGT adalah diantaranya sebagai berikut:
|
||
Tujuan
|
Adapun tujuan dari pemasangan NGT adalah sebagai berikut:
|
||
Petugas
|
1.
Mahasiswa yang
telah menyelesaikan teori mata kuliah KDK I khususnya Kateterisasi
2.
Bidan yang
memahami teori Kateterisasi
|
||
Peralatan
|
1.
Selang pemasangan NG sesuai
usia klien
2.
Jelly yang larut dalam air
3.
Kapas alkohol
4.
Pinset anatomis
5.
Bengkok
6.
Plester
7.
Gunting
8.
Klem
9.
Kassa steril
10.
Tissue
11.
Spuit 10 cc, sesuai kebutuhan
12.
Sarung tangan
13.
Stetoskop
14.
Spatel lidah
15.
Senter
16.
Handuk
17.
Segelas air putih
18.
Strip indikator PH
19.
Air dalam kom kecil
20.
Makanan dalam bentuk cair dan
obat
|
||
Perlengkapan
|
Phantoom kateter
|
||
Prosedur pelaksanaan
|
Tahap Prainteraksi
1. Cek catatan medis dan perawatan.
2. Cuci tangan.
3. Menyiapkan alat dan bahan serta obat-obatan yang akan digunakan.
Tahap Orientasi dan Pemasangan
1.
Memberi salam dan menyapa
pasien.
2.
Panggil pasien dengan namanya
serta memperkenalkan diri.
3.
Menerangkan prosedur tentang
tindakan yang akan dilakukan dan tujuan tindakan pemasangan NGT.
4.
Atur posisi pasien (tidur
telentang dengan kepala ditinggikan pakai 1-2 bantal) sehingga mempermudah
pada saat pemasangan NGT dilakukan.
5.
Petugas menggunakan sarung
tangan.
6.
Ukur panjang tube/selang yang
akan digunakan dengan menggunakan metode :
o Metode tradisional; Ukur jarak dari puncak lubang
hidung kedaun telinga dan ke prosesus xipoideus di strenum.
o Metode Hanson; Mula-mula ditandai 50 cm pada
tube / selang lalu lakukan pengukuran dengan metode tradisional. Selang yang
akan dimasukkan pertengahan antara 50 cm dengan tanda tradisional.
7.
Beri tanda pada panjang selang
yang sudah diukur dengan plester.
8.
Oleskan jelly pada selang NGT
sepanjang 10-20 cm.
9.
Informasikan kepada pelanggan
bahwa selang akan dimasukkan melalui hidung dan instruksikan kepada pasien
agar menelan perlahan.
10. Jika selang NGT sudah masuk periksa letak selang dengan cara
o
Pasang spuit yang telah diisi
udara kira-kira 10-20 ml lalu dorong sehingga udara masuk kedalam lambung.
Kemudian dengarkan dengan menggunakan stetoskop di daerah lambung.
o
Masukkan ujung bagian luar
selang NGT kedalam mangkok yang berisi air. Jika ada gelembung udara berarti
masuk kedalam paru-paru, jika tidak ada gelembung udara berarti masuk kedalam
lambung.
11. Fiksasi selang NGT dengan plester dan hindari penekanan pada hidung.
12. Tutup ujung luar NGT.
Makanan yang bisa di masukkan lewat NGT adalah makanan cair, caranya
adalah sebagai berikut:
1. Siapakan spuit besar ukuran 50 cc.
2. Siapakan makanan cair seperti susu, jus, dll.
3. Pasang handuk di dada pasien dan siapkan bengkok.
4. Masukkan ujung spuit pada selang NGT dan tetap jaga NGT supata tidak
kemasukan udara dengan mengklem.
5. Masukkan makanan cair pada spuit dan lepaskan klem, posisi spuit harus
diatas supaya makanan cairnya bisa mengalir masuk ke lambung.
6. Jangan mendorong makanan dengan spuit karena bisa menambah tekanan
lambung, biarkan makanan mengalir secara alamai mengikuti gaya gravitasi.
7. Makanan yang di masukkan maksimal 200 cc, jadi jika spuitnya 50 cc maka
dapat dilakukan 4 kali.
8. Apabila akan memasukkan makanan untuk yang kedua, jangan lupa mencuci
dulu spuit. Jika sudah selesai aliri selang NGT dengan air supaya sisa-sisa
makanan tidak mengendap di selang karena bisa mengundang bakteri.
9. Setelah selesai rapikan peralatan dan dokumentasi
|
||
Referensi
|
1.
Alimul Aziz. 2009, Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
2.
Kusyati, 2006. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium
Keperawatan Dasar, Jakarta EGC
|
||
DAFTAR TILIK
PEMASANGAN NASO GASTRO TUBE
Nilailah setiap kinerja langkah
yang diamati :
0
: Langkah atau
tugas tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan.
1 : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang
tepat atau pelatih perlu membantu mengingatkan hal-hal kecil yang tidak
terlalu berarti.
2 : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat
tanpa ragu – ragu atau
tanpa
perlu bantuan dan sesuai dengan urutan.
|
Beri tanda (√) dalam kolom yang tersedia
disebelah kanan sesuai dengan tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa.
NO
|
KEGIATAN
|
SKALA
|
||
1
|
2
|
3
|
||
1.
|
Mempersiapkan Alat
|
|||
2.
|
Melakukan Informed consent
|
|||
3.
|
Memakai APD, Lakukan cuci tangan 6 langkah, Keringkan dengan handuk
|
|||
4.
|
Memeriksa kepatenan nasal
“Minta pasien untuk bernapas melalui satu lubang hidung saat
lubang yang lain tersumbat, ulangi pada lubang hidung yang lain, bersihkan
mucus dan sekresi dari hidung dengan kassa/lidi kapas. Periksa adakah infeksi
|
|||
5.
|
Memasang handuk diatas dada klien
Pasang
handuk tepat diatas dada klien
|
|||
6.
|
Membuka kemasan steril NGT
Buka kemasan steril NGT dan taruh dalam bak
instrumen steril
|
|||
7.
|
Memasang Handscoon steril
|
|||
8.
|
Mengukur panjang selang yang akan
dimasukkan, menempatkan ujung selang dari hidung klien ke ujung telinga atas
atau dari dahi lalu dilanjutkan sampai processus xipodeus. Beri tanda pada
selang yang telah diukur dengan plester
|
|||
9.
|
Memberi jelly pada NGT sepanjang
10-20 cm dari ujung selang tersebut”
|
|||
10.
|
Memasukkan selang sampai batas yang ditandai, meminta klien untuk rileks dan bernapas normal. Masukkan selang
perlahan sepanjang 5-10cm. Meminta klien untuk menundukkan kepala (fleksi)
sambil menelan. Jangan memasukkan selang secara paksa bila ada tahanan
jika klien batuk, bersin, hentikan dahulu lalu ulangi lagi. Anjurkan klien
untuk tarik napas dalam. jika tetap ada tahanan, menarik selang perlahan-lahan dan
masukkan ke hidung yang lain kemudian masukkan kembali secara perlahan, jika klien terlihat akan muntah,
menarik tube dan menginspeksi tenggorokan lalu melanjutkan memasukkan selang
secara bertahap”
|
|||
11.
|
Mengecek kepatenan dengan cara masukkan
ujung pipa sampai dengan terendam dalam mangkok berisi air, klem dibuka jika
ternyata sonde masuk dalam lambung maka ditandai dengan tidak adanya gelembung
udara yang keluar, Masukkan
udara denga spuit 2-3 cc ke dalam lambung sambil mendengarkan dengan
stetoskop. Bila terdengar bunyi kemudian udara dikeluarkan kembali dengan
menarik spuit”
|
|||
12.
|
Memasang spuit/corong pada pangkal pipa apabila sudah yakin pipa
masuk lambung
|
|||
13
|
Memfiksasi selang pada hidung dengan
plester dengan tidak menutupi lubang hidung pasien
|
|||
14
|
Membantu klien mengatur posisi yang nyaman
|
|||
15
|
Merapikan dan membereskan alat
|
|||
16
|
Melepas
sarung tangan dan cuci tangan
|
|||
Nilai = ∑(0+1+2)
x 100
32
NBL:75
|
||||
Komentar