Kesehatan Reproduksi Remaja (KKR)
MATA
KULIAH : Kesehatan Reproduksi dan Keluarga berencana
TOPIK : Kesehatan Reproduksi Remaja (KKR)
SUB
TOPIK : 1. Pengertian remaja
2. Perubahan
yang terjadi pada masa remaja
3. Tahapan
remaja
4. Perubahan
fisik pada remaja
5. Perubahan
kejiwaan pada masa remaja
6. Tugas
perkembangan remaja
7. Pengaruh
buruk akibat terjadinya hubungan seks pranikah
8. Kaitan
antara kesehatan remaja dan kesehatan reproduksi remaja
9. Pembinaan
kesehatan reproduksi remaja
10. Pembekalan
pengetahuan yang diperlukan remaja
DOSEN : Yetti Purnama, SST
WAKTU
: 120 menit
Objektif perilaku siswa
Setelah pelajaran ini selesai, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan
menjelaskan tentang :
1.
Pengertian remaja
2.
Perubahan yang terjadi pada masa remaja
3.
Tahapan remaja
4.
Perubahan fisik pada remaja
5.
Perubahan kejiwaan pada masa remaja
6.
Tugas perkembangan remaja
7.
Pengaruh buruk akibat terjadinya hubungan seks
pranikah
8.
Kaitan antara kesehatan remaja dan kesehatan
reproduksi remaja
9.
Pembinaan kesehatan reproduksi remaja
10.
Pembekalan pengetahuan yang diperlukan remaja
referensi
|
1.
BKKBN,
2001, Kesehatan Reproduksi Remaja, Jakarta
2.
BKKBN,
2001, Tanya Jawab Kesehatan Reproduksi Remaja, Jakarta
3.
Depkes
RI, 1998, Modul Safe Motherhood, Jakarta
4.
Depkes
RI, 2002, Pelatihan Bimbingan dan Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja
5.
Faizal,
Jaisar, 2000, Pemberdayaan Wanita dalam Bidang Kesehatan, Yogyakarta
6.
Handayani,
2010, Buku Ajar Pelayanan keluarga berencana, Pustaka Rihama : Jogjakarta
7.
Manuaba,
1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Area EGC : Jakarta
8.
Suryadi
C dkk, 2002, Kesehatan Reroduksi, Buku I dan II, FKM UI
9.
Sarwono,
1997, Penyakit Kandungan, Jakarta
10. Widyastuti, 2009, Kesehatan Reproduksi,
Fitramaya : Jakarta
11. Sumber-sumber lain yang mendukung
URAIAN MATERI
|
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (KRR)
1. Pengertian Remaja
Remaja
pada umumnya didefinisikan sebagai orang-orang yang mengalami masa peralihan
dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Menurut World Health Organization (WHO) remaja (adolescence) adalah meeka
yang berusia 10-19 tahun. Sementara dalam terminology lain PBB menyebutkan anak
muda (youth) untuk mereka yang berusia 15-24 tahun. Ini kemudian disatukan
dalam sebuah terminology kaum muda (young
people) yang mencakup 10-24 tahun.
2. Perubahan yang terjadi
pada masa remaja
Perubahan yang terjadi
pada saat seorang anak memasuki usia remaja antara lain dapat dilihat dari 3
dimensi yaitu dimensi biologis, dimensi kognitif dan dimensi social.
a.
Dimensi biologis
Pada
saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi
pertama pada remaja putri atau pun mimpi basah pada remaja putra, secara
biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan seorang
anak memiliki kemampuan untuk bereproduksi.
Pada
saat memasuki masa pubertas, anak perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai
pertanda bahwa system reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi juga
perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang, panggul mulai membesar,
timbul jerawat dan tumbuh rambut pada daerah kemaluan. Anak lelaki mulai memperlihatkan
perubahan dalam suara, tumbuhnya kumis, jakun, alat kelamin menjadi lebih
besar, otot-otot membesar, timbul jerawat dan perubahan fisik lainnya. Bentuk
fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa
mereka pada dunia remaja
b.
Dimensi kognitif
Perkembangan kognitif, remaja
dalam pandangan Jean Piaget (2007) seorang ahli perkembangan kognitif)
merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal
(period of formal operation). Pada periode ini, idealnya para remaja sedah
memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang
kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa
sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak alternative pemecahan masalah
beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan
abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti
ilmuwan.
c.
Dimensi Moral
Masa remaja adalah periode dimana
seseorang mulai bertanya-tanya mengenai berbagai fenomena yang terjadi di
lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri mereka. Para
remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah-masalah
popular yang berkenaan dengan lingkungan mereka, misalnya : politik,
kemanusiaan, perang, keadaan social, dan sebagainya. Remaja mulai
mempertanyakan keabsahan pemikiran yang ada dan mempertimbangan lebih banyak
alternative lainnya. Secara kritis, remaja akan lebih banyak melakukan
pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan
dan ditanamkan kepadanya.
3. Tahapan Remaja
Tumbuh kembangnya menuju
dewasa,berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, semua remaja akan
melewati tahapan berikut :
a.
Masa remaja awal atau dini (early
adolescence) : umur 11-13 tahun. Dengan ciri khas : ingin bebas, lebih dekat
dengan teman sebaya, mulai berfikir abstrak dan lebih banyak memperhatikan
keadaan tubuhnya
b.
Masa remaja pertengahan ( middle
adolescence) : umur 14-16 tahun . Dengan ciri khas : mencari identitas diri,
timbul keinginan untuk berkencan, berkhayal tentang sexual, mempunyai rasa
cinta yang mendalam.
c.
Masa remaja lanjut (late
adolescence) : umur 17-20 tahun.
Dengan ciri khas : mampu berfikir
abstrak, lebih selektif dalam mencari teman sebaya, mempunyai citra jasmani
dirinya, dapat mewujudkan rasa cinta, pengungkapan kebebasan diri.
4. Perubahan fisik pada masa
remaja
Perubahan fisik dalam masa remaja
merupakan hal yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi, karena pada masa
ini terjadi pertumbuhan fisik yang sangat cepat untuk mencapai kematangan,
termasuk organ-organ reproduksi sehingga mampu melaksanakan fungsi
reproduksinya. Perubahan yang terjadi yaitu :
a.
Munculnya tanda-tanda seks primer
; terjadi haid yang pertama (menarche) pada remaja perempuan dan mimpi basah
pada remaja laki-laki.
b.
Munculnya tanda-tanda seks
sekunder, yaitu :
1)
Pada remaja laki-laki ; tumbuhnya
jakun, penis dan buah zakar bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi,
suara bertambah besar, dada lebuh besar, badan berotot, tumbuh kumis di atas
bibir, jambang dan rambut di sekitar kemaluan dan ketiak
2)
Pada remaja perempuan ; pinggul
melebar, pertumbuhan Rahim dan vagina, tumbuh rambut di sekitar kemaluan dan
ketiak, payudara membesar.
5. Perubahan kejiwaan pada
masa remaja
Proses perubahan kejiwaan
berlangsung lebih lambat dibandingkan perunahan fisik, yang meliputi :
a.
Perubahan emosi, sehingga remaja
menjadi :
1)
Sensitive (mudah menangis, cemas,
frustasi dan tertawa)
2)
Agresif dan mudah bereaksi terhadap
rangsangan luar yang berpengaruh, sehingga misalnya mudah berkelahi.
b.
Perkembangan intelegensia,
sehingga remaja menjadi :
1)
Mampu berpikir abstraks, senang
memberikan kritik
2)
Ingin mengetahui hal-hal baru,
sehingga muncul perilaku ingin mencoba-coba.
Perilaku ingin mencoba hal-hal yang baru ini jika
didorong oleh rangsangan seksual dapat membawa remaja masuk pada hubungan seks
pranikah dengan segala akibatnya, antara lain akibat kematangan organ seks maka
dapat terjadi kehamilan remaja puteri di luar nikah, upaya abortus, dan
penularan penyakit kelamin, termasuk HIV/AIDS. Perilaku coba-coba juga dapat
mengakibatkan remaja mengalami ketergantungan NAPZA.
6. Tugas perkembangan remaja
Setiap tahap perkembangan akan
terdapat tentangan dan kesulitan-kesulitan yang membutuhkan suatu keterampilan
untuk mengatasinya. Pada masa remaja, mereka dihadapkan kepada dua tugas utama,
yaitu :
a.
Mencapai ukuran kebebasan atau
kemandirian dari orang tua
Pada
masa remaja sering terjadi adanya kesenjangan dan konflik antara remaja dengan
orang tuanya. Pada saat ini ikatan emosional menjadi berkurang dan remaja
sangat membutuhkan kebebasan emosional dari orang tua, misalnya dalam hal
memilih teman ataupun melakukan aktifitas.
Pada
usia pertengahan, ikatan dengan orangtua semakin longgar dan mereka lebih
banyak menghabiskan waktunya bersama teman sebayanya. Pada akhir masa remaja,
mereka akan berusaha mengurangi kegelisahannya dan meningkatkan integritas
pribadinya, identitas diri lebih kuat, mampu menunda pemuasan, kemampuan untuk menyatakan
pendapat menjadi lebih baik, minat lebih stabil dan mampu membuat keputusan dan
mengadakan kompromi. Akhir masa remaja adalah tahap terakhir perjuangan remaja
dalam mencapai identitas diri. Bila tahap awal dan pertengahan dapat dilalui
dengan baik, yaitu adanya keluarga dan kelompok sebaya yang supportif maka
remaja akan mempunyai kesiapan untuk mampu mengatasi tugas dan tanggung jawab
sebagai orang dewasa.
b.
Membentuk identitas untuk
tercapainya integrasi diri dan kematangan pribadi
Proses pembentukan identitas diri
merupakan proses yang panjang dan kompleks, yang membutuhkan kontinuitas dari
masa lalu, sekarang dan yang akan datang dari kehidupan individu, dan hal ini
akan membentuk kerangka berfikir untuk mengorganisasikan dan mengintegrasikan
perilaku ke dalam berbagai bidang kehidupan.
7. Pengaruh buruk akibat
terjadinya hubungan seks pranikah
Kematangan organ seks
dapat berpengaruh buruk bila remaja tak mampu mengendalikan rangsangan
seksualnya, sehingga tergoda untuk melakukan hubungan seks pranikah. Hal ini
akan menimbulkan akibat yang dapat dirasakan bukan sajaa oleh pasangan,
khususnya remaja puteri, tetapi juga orang tua, keluarga, bahkan masyarakat.
Akibat hubungan seks
pranikah :
a.
Bagi remaja :
1)
Kemungkinan hilangnya kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan dan kesempatan bekerja
2)
Melahirkan bayi yang kurang atau
tidak sehat
b.
Bagi keluarga
1)
Menambah beban ekonomi keluarga
2)
Pengaruh kejiwaan bagi anak yang
dilahirkan akibat tekanan masyarakat dilingkungan
c.
Bagi masyarakat
1)
Meningkatkan remaja putus
sekolah, sehingga kualitas masyarakat menurun
2)
Meningkatkan angka kematian ibu
dan bayi
3)
Menambah beban ekonomi
masyarakat, sehingga derajat kesejahteraan masyarakat menurun
8. Kaitan antara kesehatan
remaja dan kesehatan reproduksi remaja
Kesehatan reproduksi
remaja sulit dipisahkan dari kesehatan remaja secara keseluruhan, karena
gangguan kesehatan remaja akan menimbulkan gangguan pulo pada sistem
reproduksi. Berikut adalah beberapa keadaan yang berpengaruh buruk terhadap
kesehatan remaja termasuk kesehatan reproduksi remaja :
a.
Masalah gizi, yang meliputi
antara lain :
1)
Anemia dan kurang energi kronis
2)
Pertumbuhan yang terhambat pada
remaja puteri, sehingga mengakibatkan panggul sempit dan resiko untuk
melahirkan bayi berat lahir di kemudian hari.
b.
Masalah pendidikan, yang meliputi
antara lain :
1)
Buta huruf, yang
mengakibatkan remaja tidak mempunyai
akses terhadap informasi yang dibutuhkannya, serta mungkin kurang mampu
mengambil keputusan yang terbaik untuk kesehatan dirinya
2)
Pendidikan rendah dapat
mengakibatkan remaja kurang mampu memenuhi kebutuhan fisik dasar ketika
berkeluarga, dan hal ini akan berpengaruh buruh terhadap derajat kesehatan diri
dan keluarganya.
c.
Masalah lingkungan dan pekerjaan,
yang meliputi antara lain :
1)
Lingkungan dan suasana kerja yang
kurang memperhatikan kesehatan remaja yang bekerja akan mengganggu kesehatan
remaja
2)
Lingkungan social yang kurang
sehat dapat menghambat, bahkan merusak kesehatan fisik, mental dan emosional
remaja
d.
Masalah seks dan seksualitas,
yang meliputi antara lain :
1)
Pengetahuan yang tidak lengkap
dan tidak tepat tentang masalah seksualitas, misalnya mitos yang tidak benar
2)
Kurangnya bimbingan untuk
bersikap positif dalam hal yang berkaitan dengan seksualitas
3)
Penyalahgunakan dan
ketergantungan napza, yang mengarah kepada penularan HIV/AIDS melalui jarum
suntik dan melalui hubungan seks bebas
4)
Penyalahgunaan seksual
5)
Kehamilan remaja
6)
Kehamilan pranikah atau di luar
ikatan pernikahan
e.
Masalah kesehatan reproduksi
remaja
1)
Ketidakmatangan secara fisik dan
mental
2)
Resiko komplikasi dan kematian
ibu dan bayi lebih besar
3)
Kehilangan kesempatan untuk
pengembangan diri remaja
4)
Resiko bertambah untuk melakukan
aborsi yang tidak aman
9. Pembinaan kesehatan
reproduksi remaja
Pembinaan kesehatan reproduksi
remaja bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan
dengan perilaku hidup sehat bagi remaja, di samping mengatasi masalah yang ada.
Dengan pengetahuan yang memadai dan adanya motivasi untuk menjalani masa remaja
secara sehat, para remaja diharapkan mampu memelihara kesehatan dirinya agar
dapat memasuki masa kehidupan berkeluarga dengan reproduksi yang sehat.
10. Pembekalan pengetahuan
yang diperlukan remaja meliputi :
a.
Perkembangan fisik, kejiwaan dan
kematangan seksual remaja. Pembekalan pengetahuan tentang perubahan yang
terjadi secara fisik, kejiwaan dan kematangan seksual akan memudahkan remaja
untuk memahami serta mengatasi berbagai keadaan yang membingungkan. Informasi
tentang haid dan mimpi basah, serta tentang alat reproduksi remaja laki-laki
dan perempuan perlu diperoleh setiap remaja
b.
Proses reproduksi yang
bertanggung jawab. Manusia secara biologis mempunyai kebutuhan seksual. Remaja
perlu mengendalikan naluri seksualnya dan menyalurkannya menjadi kegiatan yang
positif, seperti olah raga dan mengembangkan hobi yang membangun. Penyaluran
yang berupa hubungan seksual dilakukan setelah berkeluarga, untuk melanjutkan
keturunan.
c.
Pergaulan yang sehat antara
remaja laki-laki dan perempuan, serta kewaspadaan terhadap masalah remaja yang
banyak ditemukan. Remaja memerlukan informasi tersebut agar selalu waspada dan
berperilaku reproduksi sehat dalam bergaul dengan lawan jenisnya. Di samping
itu remaja memerlukan pembekalan tentang kiat-kiat untuk mempertahankan diri
secara fisik maupun psikis dan mental dalam menghadapi berbagai godaan, seperti
ajakan untuk melakukan hubungan seksual dan penggunaan napza.
d.
Persiapan pranikah. Informasi
tentang hal ini diperlukan agar calon pengantin lebih siap secara mental dan
emosional dalam memasuki kehidupan berkeluarga.
e.
Kehamilan dan persalinan, serta
cara pencegahannya. Remaja perlu mendapat informasi tentang hal ini, sebagai
persiapan bagi remaja pria dan wanita dalam memasuki kehidupan berkeluarga di
masa depan.
Komentar